Selama ini banyak diklaim air oksigen atau air heksagonal bisa menyegarkan dan memberi manfaat bagi tubuh. Benarkah air yang mengandung oksigen ini bermanfaat bagi tubuh?
"Pada manusia oksigen hanya bisa diserap oleh paru-paru dan tidak bisa diperut, jadi air oksigen tidak memberikan manfaat lebih," ujar Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD-KGH dari divisi ginjal hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI dalam acara konferensi pers Hydration and Health di Hotel Gran Sahid Jaya, Jumat (18/3/2011).
Dr Parlindungan menuturkan sempat ada joke yang mengungkapkan 'Kalau Anda bukan ikan, tidak perlu minum air beroksigen'. Hal ini karena ikan bisa menyerap oksigen yang ada di dalam air melalui insangnya, sedangkan manusia tidak bisa.
"Karena itu apa pun yang ditawarkan sebenarnya sama saja, asalkan air putih yang dikonsumsi sudah cukup akan berdampak baik bagi kesehatan," ujar dokter yang mendapat gelar Doktor dari FKUI pada tahun 2008.
Dr Parlindungan mengungkapkan sedangkan untuk air yang difortifikasi (ditambahkan) dengan kandungan lainnya akan memberikan dampak yang tidak baik jika dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya air bikarbonat yang diklaim bisa membuat awet muda akan berbahaya jika berlebihan, dan evidence base (dasar pembuktian) untuk hal ini juga masih rendah.
Konsumsi air yang cukup pada orang dewasa dalam keadaan normal (suhu tubuh dan lingkungan) sebanyak 2 liter dalam waktu 24 jam. Asupan ini harus ditambah jika memiliki latihan fisik yang tinggi, demam, serta suhu lingkungan yang tinggi.
"Jika berada di lingkungan yang dingin juga dianjurkan untuk minum lebih banyak karena banyak mengeluarkan air melalui urine dan pernapasan. Kalau keringat mungkin tidak terlihat karena ia sudah terlanjur menguap sebelum kelihatan," ujarnya.
Sementara itu Dr dr Saptawati Bardosono, MSc menuturkan tubuh tidak bisa menyimpan cadangan air, sedangkan air yang diproduksi di dalam tubuh hanya seperlimanya saja dan paling banyak berasal dari asupan air minum.
"Kalau sudah timbul rasa haus itu menandakan tubuh sudah kekurangan cairan dan umumnya perempuan lebih rentan terkena dehidrasi dibanding laki-laki karena lebih banyak mengandung lemak," ujar Dr Tati.
Secara klinis dehidrasi ringan terjadi jika tubuh kekurangan 3-9 persen cairan tubuh, sedangkan dehidrasi berat jika tubuh kekurangan lebih dari 9 persen cairan tubuh.
Tapi dalam satu studi diketahui kekurangan cairan tubuh sebesar 1,3 persen pada perempuan dan 1,5 persen pada laki-laki sudah menimbulkan gejala dehidrasi seperti penurunan fungsi kognitif, aktivitas terganggu dan lelah.
"Untuk mencegah dehidrasi sebaiknya tiap 1-2 jam sekali minum satu gelas air biar tidak cepat tensi (marah-marah)," ujar Dr Tati dari Departemen Ilmu Gizi FKUI.
Sumber